Fisiologi Fisiologi atau ilmu faal (dibaca fa-al)
adalah salah satu dari cabang-cabang biologi yang mempelajari
berlangsungnya sistemkehidupan.
Istilah "fisiologi" dipinjam dari bahasa Belanda, physiologie,
yang dibentuk dari dua kata Yunani Kuna:
φύσις,physis, berarti "asal-usul" atau "hakikat" dan
λογία, logia,
yang berarti "kajian". Istilah "faal" diambil dari bahasa Arab,
berarti "pertanda", "fungsi", "kerja".
Fisiologi menggunakan
berbagai metode untuk mempelajari biomolekul, sel, jaringan, organ, sistem organ,
dan organismesecara
keseluruhan menjalankan fungsi fisik dan kimiawinya untuk mendukung kehidupan.
Fisiologi merupakan salah satu bidang ilmu yang menjadi objek pemberian Penghargaan
Nobel (Penghargaan
Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran).
Berdasarkan objek
kajiannya dikenal fisiologi manusia, fisiologi tumbuhan,
dan fisiologi hewan,
meskipun prinsip fisiologi bersifat universal, tidak bergantung pada jenis organisme yang dipelajari.
Sebagai contoh, apa yang dipelajari pada fisiologi selkhamir dapat pula diterapkan
sebagian atau seluruhnya pada sel manusia.
Ilmu-ilmu lain telah
berkembang dari fisiologi mengingat ilmu ini sudah cukup tua. Beberapa turunan
yang penting adalahbiokimia, biofisika, biomekanika, genetika sel, farmakologi,
dan ekofisiologi.
Perkembangan biologi molekuler memengaruhi arah
kajian fisiologi.
Sejarah
Ilmu fisiologi
manusia dimulai dari sekitar tahun 420SM hingga zaman Hipokrates,
yang juga dikenal sebagai bapak kedokteran. Pemikiran kritis dari Aristoteles dan perhatiannya pada
hubungan antara struktur dan fungsi menandai dimulainya ilmu fisiologi pada
Yunani Kuno[2]
Jean Fernel,
seorang peneliti berkewarganegaraan Prancis memperkenalkan
istilah "fisiologi" pada tahun 1525. Namun fisiologi eksperimental
baru diawali pada abad ke-17,
ketika ahli anatomi William
Harvey menjelaskan
adanya sirkulasi darah. Herman Boerhaave sering disebut
sebagai bapak fisiologi karena karyanya berupa buku teks berjudulInstitutiones
Medicae (1708)
dan cara mengajarnya yang cemerlang di Leiden.
Pada abad ke-19,
ilmu fisiologi mulai berkembang dengan pesat, secara khusus pada tahun 1838
dengan ditemukannya teori sel oleh Matthias Schleiden dan Theodor
Schwann. Secara radikal teori ini
menyatakan bahwa organisme terdiri atas unit yang disebut sel. Claude Bernard (1813–1878) kemudian
menemukan konsep milieu
interieur(lingkungan internal), yang kemudian disebut sebagai
"homeostasis"
oleh peneliti dari Amerika, Walter Cannon.
Pada abad ke-20,
ahli biologi juga mengalami ketertarikan pada bagaimana organisme selain
manusia melakukan fungsinya, yang kemudian menimbulkan adanya fisiologi
komparatif dan ekofisiologi. Pada tahun
belakangan, fisiologi evolusi telah menjadi salah satu subdisiplin dari
fisiologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar